KOPIAH HITAM DI BILIK KAMAR
Dan, Albert pun tidak kehabisan akal untuk mendapatkan perhatian dari Ainun, Setelah lamarannya di tolak lantara Ainun masih istri sahnya Baron, Albert masih saja mencari perhatian. Padahal banyak perempuan lain yang menaruh hati kepadanya, bahkan ada yang berani ungkapin rasanya langsung namun di tolak olehnya.
Ada suatu ketika, Orang tuanya Albert yakni pak RT ingin menjodohkan anak semata wayangnya itu pada perempuan cantik dan berpendidikan setara dengan dianya, namun selain dengan lantang Albert menolak, dia pun mengancam akan keluar rumah bila perjodohan itu bisa berlangsung.
Sepertinya cuaca tidak mendukung, itulah keluh kesahnya Ainun saat dia menatap pagi begitu tebal dengan awan hitam, seakan - akan memuntahkan hujan yang deras. Udara dingin pun menghampiri sehingga Ainun merasa kegigilan serta merinding.
"Vin...... vinna...,'' teriak Ainun memanggil vinna yang sedari tadi dia tunggu di beranda rumah.
''iya Yuk,, ada apa.'' tanya vinna sambil menghampiri.
''Hari ini Vinna ikut ayuk ya, kita jalan kekota sekalian cari - cari pekerjaan,'' pinta Ainun.
Sebenarnya vinna merasa keberatan, lantaran hari itu dia mau kerumah pak ustad untuk membantu bibinya panen singkong. tapi dia tidak bisa menolak, takut terjadi apa - apa dengan Ainun.
''iya yuk, tapi kita kerumah uwak ustad dulu ya sekalian pamit.'' pinta Vinna
''memangnya ada apa.. mengapa mesti pamit,'' tanya Ainun.
''sebenarnya hari ini saya mau ikut uwak keladang untuk panen singkong,'' alasan vinna
''jadi kamu tidak bisa menemani saya,'' tanya Ainun lagi.
''Bisa ayuk, hanya lantaran kita harus pamit dulu dengan uwak,'' jelas vinna.
''iya lah, kamu siap - siap saja dulu, saya tunggu di keratak ya,'' pinta Ainun yang berlalu ke tempat duduk di depan rumah sambil memperhatikan tanaman bunganya.
Seiring berjalannya waktu, matahi pun ikut menyonsong naek. sehingga cuaca mendung pun berganti cerah, Langkah yang penuh harapan meraih impian dan asa yang indah terpancar dari raut wajah Ainun, setelah mereka perpamitan dengan uwaknya, mereka meluncur kekota dengan menumpang angkutan kota (angkot) yang kebetulan lewat.
Cuaca panas serta udara yang bercampuran menjadi Ainun sedikit gerah. Riuh pikuk serta hulu lalang baik kendaran mau pun manusia, mereka sibuk dengan kesibukan masing - masing. Mata ainun tak henti - hentinya memperhatikan setoap tulisan yang menempel pada dinding toko, sementara vinna hanya ikut kemana langkah Ainun menuju.
''Ternyata tamatan serjanah pun susah mencari pekerjaan,'' gumam Ainun dalam hati...
''iya Vin, kita istirahat dulu yuk di warung es itu.'' kata Ainun sambil menunjuk kearah warung yang menyediakan jualan es dawet atau cincau.
''iya yuk,, tapi...... itukan bang Albert.'' jawab dan kata vinna sambil menunjuk arah ke salah satu toko di samping penjual es.
Bersambung
Bagai mana reaksi Ainun melihat sosok Albert di depannya...??
Apakah Albert tahu kalau di sana ada Ainun..??
Dodi Irianto_Kopiah Hitam Di Bilik Kamar

0 komentar:
Posting Komentar