KOPIAH HITAM DIBILIK KAMAR (Part. 13)



Kopiah Hitam Dibilik Kamar
I Malam itu tidak ada bulan mau pun bintang, yang ada awan tebal warna hitam yang seakan - akan ingin memuntahkan air hujan, terangnya lampu dikiri kanan mampu menuntun disetiap langkah Ainun dan Vinna.

Cerita dan kisah menghantarkan langkahnya menjadi suasana riang dan sekali - kali keluar suara tawa kecil. Hingga tak terasa mereka sudah tiba di halaman rumah Uwaknya, yang tak lain seorang ustad.

Terdengar lantunan suara anak - anak yang asik mengaji di mushollah samping rumah Uwak. Ada juga yang berkejar - kejaran di halaman mushollah, ada juga yang menghampiri menyapa ramah kepada Ainun.

Belum sempat menhinjakan kaki diteras rumah, tiba - tiba pintu rumah terbuka, ternyata siUwak hendak pergi..

"Assalamu'alaikum Wak," sapa Ainun dan Vinna sambil menyalimi tangan Uwaknya.
"Wa'alaikumsalam, kalian ngapain di luar, kalian sudah lama tiba," jawab dan tanya siUwak.
"Baru Wak, ini baru mau masuk teras," jawab Vinna
"Ada apa..? Kenapa diam, masuk saja di dalam ada bibik mu, panggil saja," 
"Iya Uwak, Uwak sendiri hendak kemana.? Tanya Ainun balik
"Uwak hendak kemushollah." Jawab Uak singkat.
"Iya Uwak, hati - hati saja." Kata Vinna

Sementara Uwak kemushollah, Ainun dan Vinna masuk kedalam, mereka menghampiri siBibik yang lagi sibuk didapur, ternyata siBibik sedang memasak bubur kacang hijau..

Setelah berucap salam mereka asik bercerita, bercanda bahkan Vinna sampi belepotan karena ulah Ainun yang saat itu tengah bercanda. Mereka benar - benar menikmati malam itu, hingga mereka tidak menyadari kalau siUwak sudah pulang. Dan salamnya siUwak tidak di sahut.

Malam yang berkesan, jam dinding pun menunjukan angka sepuluh kurang. Saatnya Ainun dan Vinna pamit pulang, namun di tahan oleh Uwaknya.
"Kalian tidak usah pulang, kalian nginap saja malam ini," pinta Uwaknya
"Terimakasih Wak, tapi ..." Belum sempat Ainun berkata siUwak pun membantah
"Pokoknya kalain nginap, mau pulang juga ini sudah larut." Pinta siUwak.
Ainun dan Vinna pun tidak bisa menolak atas apa yang di pinta oleh Uwaknya itu, mereka tidak mau kalau sampai Uwak dan Bibinya kecewa.

Di jalan yang sepitu, Ainun berjalan dengan menggunakan kerudung dan gemis yang indah, tapi dia di cegat oleh empat orang pemuda baruh baya. Keempat pemuda itu menghampiri dan menarik lengan Ainun, dengan tenaga yang ada, Ainun mencoba meronta dan melawan, hingga wajah dari salah satu keempat pemuda itu terkena pukulan dari Ainun.

Melihat Ainun semakin beringas, belum lagi suara teriakan yang keras, keempat pemuda itu semakin berani dan menjadi - jadi untuk berbuat buruk terhadap Ainun.
Ainun tiada henti - hentinya minta tolong.."Tolong... Tolong...... Tolooooooooooong..!!

Mendengar teriakan dari tidurnya Ainun, Vinna dan Bibiknya mencoba untuk membangun, sementara siUwak menegur pindu kamar dari luar, dia takut terjadi apa - apa.

Cuaca malam itu dingin, tapi cucuran keringat Ainun begitu banyak, hingga pakaian tidur yang ia kenakan basah. 
Tiada henti - hentinya Ainun berucap dan beristifar.. Sementara itu siBibik dan Vinna masih penuh keheranan dan bertanya - tanya atas mimpi apa yang Ainun alami, hingga dalam tidurnya ia minta tolong..


Sementara siUwak, setelah melihat keadaan baik - baik saja, meminta mereka untuk sholat malam.



#dd_Cerita_Bersambung

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar