Kilas Balik Sejarah Bioskop Sempurna di Kabupaten Rejang Lebong

Bioskop Sempurna Bagian Sejarah Kota Curup, Rejang Lebong

Bengkulu | Bioskop lokal di berbagai kota sampai di pelosok Indonesia pernah menjadi kebanggaan di setiap masing-masing daerah. Satu persatu mereka gulung tikar bahkan hilang hampir tak tersisa, salah satunya Bioskop Sempurna yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, Curup. Padahal mereka adalah bagian dari sejarah kota.





Seperti yang dikutip dari facebook miliknya Ardi Salman yang merupakan warga Air Sengak, Ia menceritakan di mana tangga setengah lingkaran dan dua tangga pengapit mencirikan kemegahan sebuah bangunan di Curup, tempo itu. Tinggal itu yang tersisa. Di atas tangga ada beberapa bekas pilar beton yang kini tingginya tinggal setengah meter. Di belakangnya adalah bidang luas, kira-kira dua kali lapangan voli, yang landai menurun terus hingga ke ujung sana.

Reruntuhan ini berada di Jalan Mayor Salim Batu Bara, Curup, belum jauh setelah berbelok masuk dari Jalan AK Gani. Rumah ahli waris pemiliknya, rumah asri bercat putih persis di kiri bioskop. Rumahnya senada dengan langgam rumah-rumah Menteng asli dari pengembang NV de Bouwploeg. Tirai jendela samping berkibar-kibar ditiup angin siang.

Seorang ibu berambut pendek. Dia adalah Yusnil Chotimah (60 thn), anak ke-5 dari delapan anak H Muhammad Abbas Saleh. Kini dia tinggal sendiri di rumah yang dibangun orangtuanya, setelah suaminya meninggal dan dua anaknya bekerja di Kota Bengkulu.

Kilas Sejarah Pembangunan Bioskop Sempurna

Bioskop Sempurna dibangun di atas tanah milik M. Abbas Saleh, ayahnya yang berdarah Rejang Lebong. Abbas yang berisitrikan Sare'ah binti H. Bakri adalah pedagang hasil bumi (buah, biji kopi, beras, dan sayur-mayur) yang menjual dagangannya ke Palembang dan Lampung. Kemudian dia bermitra dengan TNI sebagai pemasok bahan makanan untuk Sekolah Kader Infanteri (SKI - sekarang jadi Korem Curup).

Pemilik bangunan bioskopnya adalah perkongsian lima orang, yakni 55 persen M. Abbas Saleh; dan 45 persen lainnya dibagi empat orang, yakni Nanang Abu Bakar, Wahid, Moh. Asan Han, dan Mahmud TAA yang seluruhnya masih bersaudara. Pembangunan dimulai pada 1955, rampung pada Agustus 1956, dan diresmikan 2 Januari 1957.


Bagaimana dengan Bioskop Kaba, Bioskop Empat Petulai? Selain itu, tanah bangunan bekas bioskop itu kini di biarkan begitu saja, sampai berita ini di tulis, kami belum bisa memastikan apakah tanah itu kembali ke aset daerah atau menjadi hak milik pribadi.


Sumber: Facebook//Kauman_Air_Sengak.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar