EMPAT HARI DI BUMI SERASAN SEKUNDANG
Laju kendaran yang lamban membuat saya benar - benar menikmati indahnya pemandangan. liuk lekuk pegunungan, sawah yang membentang perkebunan sawit dan karet berjajar rapi di setiap jalan yang saya lewati. Cuaca saat itu benar - benhttp://kandangmerpatiku.blogspot.com/2015/01/kopiah-hitam-di-bilik-kamar_25.htmlar mendukung selama perjalanan, Jarak yang kami tempuh pun hanya memakan waktu delapan jam. jalan yang menurun, menanjak, tingkungan menjadi ciri khas seni yang indah.http://kandangmerpatiku.blogspot.com/2015/01/kopiah-hitam-di-bilik-kamar_25.html
Sungai musi begitu menggoda, tapi sayang, saya tidak sempat untuk merasakan percikannya di muka saya yang mulai ngantuk. Bangunan rumah panggung masih banyak untuk di jumpai, mulai seputaran Pendopo bahkan Empat palawang, atap genteng yang merah menjadi ciri khas yang unik. Beruntung memang, selama perjalanan kami di suguhkan warga yang menjajah jualan hasil buminya, salah satunya buah durian.
JALAN LINTAS SUMATERA_ ini menjadi petualang yang mengukir keindahan, dimana mobil yang lewat sangat beragam, belum lagi truk - truk yang mengejar rute begitu bising tapi nyaman. Memang, selama perjalanan sawangan begitu masih banyak, belum lagi soal cerita bahwasanya banyak terjai penodongan atau apa, yang jelas perjalanan itu benar - benar pelualang dalam kota, bukan di rimba.
LAHAT_ Ya, itulah Kota Propinsi yang berselogan SERASAN SEKUNDANG. katanya sih ''bila berjanji harus di tepati,'' tapi apalah itu saya tdk begitu mengerti, karena mata ini terpukau akan indahnya kota yang berada di tengah lereng pegunungan, belum lagi ada sebuah gunung yang menyerupai acungan jempol yang warga disini menyebutnya Gunung Selero.
GUNUNG SELERO_ ini juga dinamai salah satu hotel yang ada di tengah kota, letaknya yang strategis, belum lagi kolam renang di belakangnya serta di kelilingi taman yang luas, Yang lebih menarik lagi, taman atau halaman pada gedung olahraga dan kesenian di jadikan tempat wahana hiburan untuk anak - anak, terbuka untuk umum dan gratis lagi.
Bila malam tiba, suara kereta api akan terasa jelas, karena Lahan juga menghubungkan rel kereta api dari Linggau hingga ke Palembang.
Sebelum saya menutup kisah saya selama di kota lahat, saya sebelumnya mencari informasi, kenapa kota ini di namakan Lahat. Dimana, menurut salah satu warga, ''pada zaman penjajahan belanda dulu, di sini banyak di lakukan penguburan masal, seperti di sana, sini, situ,'' katanya sambil menunjukkan area pemakaman masal dulu.,Bengkulu (dd)


0 komentar:
Posting Komentar