KOPIAH HITAM DI BILIK KAMAR (Part.6)



KOPIAH HITAM DI BILIK KAMAR

''saya tidak mau bila biaya rumah sakit ini kau yang bayar,'' teriak Ainun

''jadi, kamu akan bayar dengan apa. apa kamu punya uang,'' bantah Albert
Ainun sempat tertunduk diam, dia tak kuasa menahan sakit dan malu hingga air matanya pun ikut menetes.
''sudah lah ayauk, biarlah dia yang bayar, anggap saja kita berhutang dengannya.'' kata vinna sambil menenangkan Ainun..
''iya,,anggap saja kalian berhutang, dan hutang itu tidak perlu kalian bayar, asalkan....'' kata Albert terdiam.
''asalkan apa....'' tanya Ainun dengan sedikit emosi.
''asalkan kamu jadi istri ku,'' pinta Albert.
''tidak.. sekali tidak, dan dari awal saya tahu niat busuk kamu.'' jawab Ainun
''ya sudah,, kalau begitu kalian bayar sendiri.. sekalian bayar juga ongkos, motor ku tak sudi saat kau duduki.'' kata Albert sambil emosi.
''eh bang, jangan seenaknya dong, saya tahu kalain saling membenci, tapi dalam kondisi seperti ini cobalah kalian salah satunya mengalah,'' jawab Vinna sambil berdiri.

Emosi itu kian memanas sampi akhirnya dokter sampai dan masuk keruangan itu sambil membawa obat.
''maaf Pak. baiknya kalian duduk di luar, karena perempuan ini butuh istirahat,'' pinta dokter dengan ramah.
Dengan begitu Albert keluar begitu juga Vinna...
Di luar Albert menemui Vinna sambil menyerahkan beberapa uang untuk pembayaran  obat Ainun.
''ini uang kamu pegang, jangan sampai Ainun tahu, saya takut dia tidak menerimannya bila uang itu dari saya,'' kata Albert sambil menyerahkan uang itu.
''terimakasih bang, kami memang membutuhkan uang ini , terlebih dalam kondisi seperti ini, nanti akan kami kembalikan bila kami sudah ada uang,'' iawab Vinna yang penuh rasa haru.

Lain lubuk lain ikan, lain padang lain juga belalang, mungkin itu lah kiasan yang ada pada Albert, dalamnya laut bisa di tebak, tapi hati siapa yanag tahu.Setelah beberapa bulan lamanya, Albert datang lagi kerumah ainun. kali ini dia tidak sendiri, dia datang bersama temannya, selain menagih hutang dia juga menawarkan pekerjaan kepada Ainun..
''kamu bisa membayar semua hutang kamu, asalkan kamu bekerja dengan dia,'' kata Albert penuh dengan keyakinan.
''tidak, saya tidak tahu siapa dia, soal hutang akan saya bayar.'' cetus Ainun sinis.
''dengan apa kamu akan membayarnya, bila di bungakan, rumah ini kau jual takan bisa melunasi hutang kamu,'' kata Albert dengan nada mengejek.
''saya tidak habis pikir, ternyata kamu selain licik, kamu memiliki jiwa lintenir juga,'' kata Ainna.
''kamu tidak tahu apa -apa,'' kata Albert sambil menunjuk ke arah Vinna,

Ainun benar - benar terpojok, dia hanya bisa menangis... dalam tangisnya dia bertanya...''apa yang bisa saya kerjakan.'' tanya inun,,
''tidak banyak. kamu cukup menjaga toko pakaian teman saya ini,'' jelas Albert sambil menunjuk kearah temannya yang sedari tadi diam saja.
''berapa saya akan di gaji.'' tanya Ainun polos.
''soal gaji, tidak perlu kamu tanya, teman saya ini orang kaya, punya toko di mana - mana.'' jelas Albert lagi dengan membanggakan temannya.
''baik, kapan saya bisa kerja,'' tanya Ainun lagi.
''besok, kamu datang saja kealamat ini.'' jawab Albert singkat sambil menyerahkan kartu nama temannya.

Hampir semalaman Ainun memikirkan pekerjaan yang akan dia kerjakan, dia juga menghitung berapa lama dia akan bekerja agar bisa melunaskan hutangnya ke Albert. hingga jam dinding menunjukan angka dua malam, mata Ainun masih saja mengambang menatap lingit - langit rumah yang sebagian di huni oleh laba -laba.


Heningan malam itu membuat Ainun tertidur pulas setelah melewati hari yang begitu memeras otak dan tenaga....*dd*

#Bersambung
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar