MERINTIS EMAS HITAM DI BUKIT SUNUR, BENGKULU

Merintis Emas Hitam Di Bukit Sunur


Bengkulu | Langit kala itu sangat bersahabat, cuaca panansnya mengantarkan kami melangkah dalam terjalnya hutan bersama bayangan. Lereng bukit yang indah serta pemandangan yang menakjubkan seakan - akan memanjakan mata ini. Udara yang segar masuk kesela paru - paru kami. Belum lagi kicauan burung yang bersahutan menyambut kedatangan kami, indah dan benar - benar indah akan ciptaan-Nya.

Ibarat lagu lama, di mana instrumennya sangat klasik menggelitik telinga, tatkala mata ini tertuju pada danau biru nan indah, danau yang di kelilingi bukit yang bila hujan longsor ini bukan terjadi secara alami, tapi bekas galian penambangan yang sudah tidak aktif lagi.
Miris memang, reboisasi sampai saat itu belum juga di lakukan oleh pihak perusahaan selaku penambang. Walau indah akan pemandangannya tapi sayang dampak untuk lingkungan akan segera menghampiri, baik berpengaruh pada habitat yang hidup di sekitar juga bisa berpengaruh pada aliran sungai yang mengalir ke permukiman warga.

Langkah kami semakin jauh sebelumnya terlena akan danau yang indah itu. Saat itu kami melewati jalan setapak, di mana jalan itu sebelumnya merupakan jalan PU yang tembus ke daerah Kepahyang tepatnya di desa Kelilik. namun sayang amat di sayangkan, perawatannya tidak ada sama sekali. dan rusaknya jalan ini juga di sebabkan aktifitas penambangan.

Rusaknya jalan itu membuat warga yang berkebun di area itu merasa kesulitan untuk membawa keluar hasil kebunnya, belum lagi bila hujan tiba lumpur dengan manisnya terbentang yang bila di lewati bisa sampai lutut orang dewasa.

Dan yang lebih mirisnya lagi yaitu, di mana hutan lindung bisa di sulap menjadi perkebunan kopi, ada juga hutan yang sudah di babat dan di tinggal begitu saja, sehingga menjadi semak belukar yang mempesona. Benar benar kasihan melihat hutan di Bengkulu, yang mana wilayahnya di kelilingi bukit daun dan pegunungan, sudah barang tentu akan berdampak besar terhadap lingkungan.

Ahhhhhhhhhhh. di mana mereka, penguasa yang benar - benar adil, yang memihak kepada rakyat serta bisa meremajakan hutan ini. Harus kah kita tertimpa bencana dulu baru mau bertindak, dan atau biarkan kedahsyatan amaukan alam yang akan di lawan.. Jawabannya,''Tanyakan pada rumput yang bergoyang.'' *dd*

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar