Kopiah Hitam Dibilik Kamar | Yang benar saja. Apa yang di lihat oleh Vinna ternyata benar. Lelaki itu Albert. Dia datang dengan membawa bungkusan dari kantong plastik, dengan langkah yang penuh kepedean dia menghampiri Vinna.
"Hay.. Vinna, apa kabar kamu," sapa Albert ke Vinna sambil melepaskan kaca mata hitamnya.
"Alhamdulillah, baik." Jawab Vinna singkat yang masih memegang tempat sampah dan sapu lidi.
"Eeeee. Ainun ada." Tanya Albert Lagi. Sempat terdiam sejenak, Vinna tidak tahu harus berbuat apa, bohong atau apa.. Tiba- tiba.....
"Vin,, Vinna.." Panggil Ainun dari dalam rumah.
Tanpa sempat memberi jawaban Albert langsung menapik "oooo. Ainun ada di dalam ya." Kata Albert yang langsung berlalu meninggalkan Vinna.
Di depan pintu yang sudah kropos itu, Albert mengetuk.. "Assalamualaikum.Nun.. Ainun.." Kata Albert. Namun jawaban itu datang tidak dari dalam, akan tetapi dari samping rumah,
"Wa'alaikumsalam," jawab Ainun.
"Loh, kog dari samping." Tanya Albert.
"Iya, saya seperti yang kamu lihat, saya masih membantu Vinna membersihkan taman."
Walau terasa dendam, Ainun mencoba ramah dan selalu senyum kepada Albert. Bila tidak, Vinna akan curiga dan akan bertanya - tanya..
"Iya. Sudah lama nunggunya, Vinna kenapa tidak bilang - bilang kalau ada tamu, silahkan duduk," kata Ainun yang mempersilahkan Albert duduk.
"Kamu...?? Albert sendiri bingung dengan sikap Ainun.
"Kamu baik - baik saja kan," tanya Albert.
"Iya, jangan cemas, saya baik - baik saja." Jawab Ainun
"Vinna, nanti di teruskan, tolong kamu buatkan minuman buat tamu kita." Pintah Ainun kepada Vinna
Vinna sendiri dibuat bingung atas sikap Ainun, yang tiba - tiba baik terhadap Albert.
"Ada apa dengan Bik Ainun, kenapa dia," tanya Vinna dalam hati.
Sementara dari jalan ibu - ibu bersua dan berseru yang melihat Ainun lagi ada tamu.
"Lagi ada tamu Ya Ainun." Kata ibu - ibu itu sambil lewat.
"Oh.. Iya Bu, mampir, dari mana." Jawab Ainun ramah.
"Dari warung. Siapa tamunya." Jawab dan tanya ibu - ibu itu.
"Oh, ini. Albert, anaknya Pak RT." Jawab Ainun singkat
Sementara Albert hanya bisa tertunduk malu dibuat Ainun. Ainun yang melihat itupun bertanya.
"Ada apa dengan kamu bang, kok melihat ibu - ibu itui tadi sedikit malu."
"Oh, tidak." Jawab Albert
"Ini. Ini saya bawakan buah - buahan untuk Ainun dan Vinna." Kata Albert sambil menyerahkan bungkusan asoy pelastik itu.
"Apa ini.. Wah, terimakasih ya, saya sudah lama juga tidak makan buah anggur, ada apel juga." Kata Ainun.
"Iya. Deman kamu itu, eh Boss, dia itu baik sekali jadi orangnya, beruntung sekali kamu sudah kenalkan saya kepadanya." Sambung Ainun
"Baik, oh iya dong. Siapa dulu Albert gitu loh." Jawab Albert yang penuh rasa bangga.
Dan Vinna datang dengan membawa secangkir kopi untuk Albert, "di minum kopinya bang," kata Vinna
"Iya, teimakasih ya,"jawab Albert
"Iya Vin, kamu bawa ini kedalam ya. Ini oleh - oleh dari Albert, baikan orangnya," pintah Ainun yang tidak henti - hentinya memuji Albert.
"Iya Bi," jawab Vinna singkat sambil berlalu kebelakang dengan membawa bungkusan plastik itu.
Hampir satu jam lebih, ngobrol panjang lebar, sanjungan demi sanjungan membuat Albert merasa kegirangan, sementara Ainun, hatinya benar - benar tercabik - cabik melihat sosok lelaki yang ia benci berada di depannya.
Namun ia selalu mencoba menyembunyikan kebenciannya.
"Kalau begitu, saya pamit ya, saya ada janji dengan rekan kerja yang lain, pastinya dia oang baik juga," kata Albert pamit
"Kok buru-buru amat sih, kopinya saja masih setengah," kata Ainun, walau hatinya berharap lelaki itu cepat enyah dari hadapannya.
"Iya, habisn saya kepalang janji, nanti malam di di izinkan saya main kerumah lagi ya," kata Albert yang penuh harap.
"Oh, gak apa - apa, asal tidak merepotkan, kamu bisa datang kapan saja, tapi malam ini sepertinya tidak bisa, karena saya mau kerumah Uwak," kata Ainun.
Siang itupun tergantikan dengan sore, dan malampun menyambut dengan cuaca yang indah, seusai sholat magrib, Ainun dan Vinna berangkat kerumah Uwaknya dengan jalan kaki, sambil membawa buah - buahan yang di berikan Albert tadi sebagai oleh - olehnya.
Kopiah Hitam Di Bilik Kamar
#dd_cerita_Bersambung

0 komentar:
Posting Komentar