Tangisan Seorang Ibu, Kirim Surat Untuk Presiden Lewat Akun Facebook



Tangisan hati seorang ibu
. Kepada Yth Bapak Jokowi Presiden Republik Indonesia. Selamat siang pak, maaf mengganggu makan siang bapak. Say
a seorang ibu yg saat ini mencari keadilan utk anak saya. Anak yg baru berusia 6 tahun salah satu generasi muda penerus bangsa ini. Anak saya telah mengalami tindakan bully di sekolahnya. Beberapa waktu lalu kacamatanya slalu dirampas dan dilempar demikian juga dengan buku agama dan alat tulisnya oleh teman yang bukan sekelas dia (beda kelas dan hanya sekelas saat pelajaran agama) jumat 18 sepetembr anak saya tiba-tiba panas tinggi dan dia ketakutan untuk sekolah. Kemudian dia cerita kalo dia dipukili disekolahny minggu lalu. Begitulah isi singkat surat dari seorang ibu dalam akun facebooknya bernama Yessi Caroline.

Dia juga menambahkan dimana siang itu "saya menghadap wakil kepala sekolah dan ketua yayasan. Saat saya bicara dengan yayasan, beliau menyaksikan sendiri pelaku ini sedang memukuli temannya (kebetulan saat senam pagi) siangnya wakil kepala sekolah menemui saya yang sedang memberikan obat untuk anak saya, seenak jidatnya saja dia bilang anak saya anak yang iseng".

Saat bubaran sekolah dia bicara dengan ibu-ibu, betapa terkejutnya dia saat seorang anak berteriak mengatakan kepada saya bahwa dia melihat anak saya minggu lalu di tonjok ulu hatinya dan ditendang penisnya.
Dan senin pagi dia bersama suaminya menemui kepala sekolah. Namun kepala sekolah bilang tidak tahu menahu atas kejadian itu. Sementara menurut pengakuan anak-anak lainnya, saat itu kepala sekolah dan wakilnya masuk kekelas meminta pelaku minta maaf dan tidak mengulangi perbuatannya.

Saat dia dipanggil kepala sekolah, pihak solah bilang tidak ada rekaman cctv atas kejadian itu, dan pihak sekolah bilang mereka melihat anaknya bermain dengan anak-anak yang lain dan pelaku juga bermain dengan anak-anak yang lain, ironisnya pengakuan itu berselang beberapa menit pihak sekolah bilang saat itu pelaku tidak masuk sekolah. "Lhaaa bagaimana mungkin tadi mereka bilang pelaku tidak main dengan anak saya dan sekarang kagak ada 5 menit mereka bilang pelaku kagak masuk sekolah."

Saat dia minta dilihatkan rekaman cctv, pihak sekolah bilang sudah di save dalam flash disc. tapi si ibu bilang kalau dipunya saksi mata, walau sempat ditolak oleh pihak sekolah akan menghadirkan saksi mata, si ibu akhirnya menelpon saksi mata dan mengaktifkan  loun spiker, lantas saja pihak sekolah lemas, terlihat dari raut wajah mereka.
Saat diajak kerumah sakit untuk visum anaknya, pihak sekolah mengilah dengan mengatakan  "jangan seenaknya ibu sendiri semua keputusan bukan di tangan ibu tapi di tangan yayasan. Kami akan hubungi ibu selasa pagi bagaimana hasil keputusannya."

Hari selasa karena sakit anak saya tidak sekolah namun anak saya tetap mengikuti ujian. Malam harinya karena sudah lemas kami membawanya ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan rumah sakit anak saya terkena infeksi saluran kencing dan ada nanah di saluran kencingnya. Saya berikan rekaman video anak saya dan doketer anak merekomendasikan seorang psikolog. Dari psikolog tersebut diketahui bahwa anak saya menderita trauma yang sangat tinggi dan butuh waktu untuk pemulihannya.

Menurut si ibu, bahwa anaknya setiap tidur selalu berteriak dan merasa ketakutan, sementara pelaku bebas sekolah dan tidak mungkin dia tuntun karena masih dibawah umur, akan tetapi pihak sekolah ataupun yayasan harus bertanggung jawab atas kejadian ini, karena kejadian ini masih diruang lingkup sekolah. Dimana anak yang nakal bebas dipukuli teman yang nakal juga. Apakah harus ada korban jiwa terlebih dahulu untuk menyadarkan pihak sekolah?
"Bapak Jokowi yang saya hormati saat ini anak saya masih dalam perawatan seorang psikolog mengingat trauma yang dia dapatkan atas pemukulan tersebut masih menghantui setiap mimpi-mimpinya. Imbasnya setiap dia bermimpi pemukulan itu anak saya tidak mau makan dan minum sampai anak saya membicarakan kematian, membicarakan bagaimana seandainy dia melompat dari gedung (ruang praktik psikolog sampai psikolognya kaget mendengar pernyataan anak saya) sampai anak saya berdiam duduk di kloset kamar mandi berjam-jam tanpa suara sepatah katapun.

Anak saya hanyalah seorang anak usia 6 tahu dengan beban mentalnya yang begitu berat dengan ketakutan dia atas pemukulan yang menimpa dirinya. Anak saya juga anak bangsa yang memerlukan Perlindungan Hukum Negeri ini bukan hanya si pelaku yang dilindungi karna masih anak-anak. Bagaimana dengan anak saya dia yang menjadi korban dia yang saat ini kehilangan keceriaannya, dia yang saat ini tdk dapat bersekolah lagi karena ketakutanny akan dipukuli jika dia sekolah.
Bapak Jokowi yang terhormat sebagai seorang ibu yang mengandung melahirkan dan membesarkannya dengan kedua telapak tangan saya memohon perlindungan hukum untuk anak saya. Bukan saja untuk anak saya tapi juga untuk anak-anak bangsa yang menjadi korban bully."

Stop bully di sekolah dan selamatkan anak bangsa dari perilaku yang tidak terpuji ini.mari selamatkan mereka yang menjadi korban bully maupun pelaku bully dengan memberikan tindakan yang tepat bagi para pelaku agar mereka jera melakukannya. Jangan hanya pelaku saja yang mendapat perlindungan hukum bagaimana dengan korban??? Mereka juga anak-anak yang berhak mendapat perlindungan hukum yang sama, mendapatkan pendidikan yang aman dan nyaman, karena kelak mereka yang akan meneruskan perjuangan dan cita-cita Negeri ini. Hormat saya seorang ibu yang berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi anaknya.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar